Sabtu, 16 November 2013

jurnal tugas soeftskill


JURNAL
USAHA KUE KERING


Kisah Sukses Penjual Kue Kering 

Eko Suciptono tak pernah membayangkan memiliki sebuah badan usaha. Hanya berjualan aneka kue kering, kini dia menjadi pengusaha yang terbilang sukses dan  mempekerjakan ratusan orang. Bersama istrinya, Nani Yunaningsih, dia merintis usaha aneka kue kering kemasan yang langsung didistribusikan ke toko, koperasi karyawan hingga minimarket. Eko pun memakai mobil sendiri untuk mendistribusikan produknya.
Eko dan istri tak hanya memproduksi makanan sendiri, tetapi juga mengambil makanan olahan dari pelaku usaha kecil lain untuk dikemas dan didistribusikan. “Karena kalau produksi makanan sendiri membutuhkan lahan luas,” kata Nani. Rintisan usaha Eko akhirnya mulai dilirik bank. Tahun 2000, sebuah bank swasta mulai mengucurkan kredit kepada usahanya. Kredit yang didapatkan pada saat itu sebesar Rp75 juta. Selang 3 tahun nilai kredit tak pernah bertambah. Padahal, omset usahanya terus meningkat dari tahun ke tahun. “Masa kredit bank sama duit kami jumlahnya lebih besar duit kami,” ujar Eko. 

KREDIT BANK MANDIRI
Pada 2003-2006 Eko pindah bank beberapa kali sebelum memutuskan jadi nasabah Bank Mandiri pada 2007, dengan usahanya yang dinamai UD Intisari. Waktu itu, dia ingin melakukan take over pinjaman senilai Rp2,2 miliar. Pinjaman dari bank sebelumnya dinilai kurang fleksibel. “Pertimbangan lain, kebetulan hubungan saya dengan orang Bank Mandiri di Bekasi ini cukup dekat. Suku bunga kredit Bank Mandiri juga kompetitif," ujarnya sembari tertawa.
Lambat laun, kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri terus meningkat, hingga kini mencapai Rp4 miliar. Menurut Eko, suku bunga kredit yang diberikan pun lebih negotiable seiring dengan peningkatan plafon yang diberikan. Skema kredit yang ditawarkan pun tidak memberatkan debitur, paparnya. Dengan kredit modal kerja yang diberikan, kini Eko

mampu menggelembungkan omset penjualan hingga Rp2 miliar per bulan atau Rp24 miliar Rp26 miliar per tahun. Padahal, saat awal berdiri omset dikisaran Rp200 juta perbulan. Selain itu, varian produk makanan yang dijual kini mencapai ratusan jenis dari semula hanya tiga jenis. Perusahaan Eko juga menjual makanan dalam bentuk parsel saat menghadapi musim Lebaran. Distribusi makanan kecil UD Intisari pun merambah seluruh Jawa, diantaranya Jawa Barat (Bandung, Ciamis, Garut, dan lainnya), Jawa Tengah dan Jogja (Semarang, Magelang, Purwokerto, dan lainnya), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, dan lainnya), serta Banten (Serang, Tangerang, dan lainnya).


KEMBANGKAN USAHA
Dengan masuk ke minimarket Eko berambisi untuk meningkatkan kualitas dan memperbesar omset penjualan. Apalagi, saat ini usahanya tak hanya menangani produksi, sehingga fokus kepada penjualan.
“Produksi secara langsung tidak kami lakukan semua, karena kami serahkan juga kepada usaha milik saudara, sehingga kami lebih fokus kepada distribusi dan suplai,” terangnya.




I.                   Latar belakang usaha
Pada pertengahan 1980-an, Eko tak memiliki apa-apa. Pemuda yang sempat mengenyam bangku kuliah selama dua semester itu, harus banting tulang mencari nafkah, setelah memutuskan menikah pada 1986. Dengan modal nekad, bersama orang tua dia ikut menjual makanan kecil ke sejumlah daerah. Dari tempat asalnya, Brebes, Eko mendistribusikan makanan hingga ke Jakarta dengan naik kendaraan umum. Semula, produk yang dijual adalah makanan tradisional, seperti selai pisang dan dodol tape. Makanan tersebut dijual ke pedagang pasar, angkutan umum, hingga toko secara door to door. Pada 1996, Eko memutuskan untuk menjalankan bisnis secara mandiri, meskipun masih terkait dengan usaha orang tua. Pada tahun tersebut merupakan era modernisasi usaha, karena dari berjualan makanan kecil menjadi bisnis aneka kue kering. Model kemasan dan distribusi tak lagi dilakukan sendiri, tetapi menggunakan tenaga orang lain. 

II.                 Isi materi
   Pada semester 3 ini , Saya diberikan tugas softskill kewirausahaan untuk menganalisa suatu usaha kecil. Dalam kesempatan ini saya menganalisa sebuah usaha kecil bernama aneka kue kering milik eko suciptono. Usaha ini berawal dari usaha orang tua yang menjual kue kering, dan dengan modal nekad dan tekat yang kuat eko ingin mengikuti jejak kedua orang tuanya berjualan aneka kue kering ke sejumlah daerah.

      Lapangan kerja yang saat ini sulit didapatkan membuat eko berfikir bagaimana caranya dapat membuka lapangan kerja sendiri. Sehingga melihat kesuksesan orang tuanya berwirausaha kue kering, eko terinspirasi. Awal mula eko berwirausaha eko meminjam modal ke Bank. Dan seiring berjalannya waktu eko usaha kue kering eka berkembang pesat dan eko dapat mempekerjakan beberapa orang sebagai karyawannya. 
      
     Bersama istrinya, Nani Yunaningsih, eko merintis usaha aneka kue kering kemasan yang langsung didistribusikan ke toko, koperasi karyawan hingga minimarket. Eko pun memakai mobil sendiri untuk mendistribusikan produknya. Eko dan istri tak hanya memproduksi makanan sendiri, tetapi juga mengambil makanan olahan dari pelaku usaha kecil lain untuk dikemas dan didistribusikan. “Karena kalau produksi makanan sendiri membutuhkan lahan luas,” kata Nani. Rintisan usaha Eko akhirnya mulai dilirik bank


III.              Pembahan & kesimpulan
Usaha kue kering pak eko sangatlah bagus untuk jenis usaha kedepan. Pada zaman sekarang ini, makanan ringan sudah bukan menjadi makanan sampingan yang hanya dijadikan sebagian orang mengkonsumsinya. Namun saat ini makanan ringan merupakan kebutuhan sampingan yang diutamakan karena konsumsi makanan masyarakat saat ini sangat besar. Sehingga banyak sekali para wirausahawan baru yang bermunculan saat ini menawarkan produk mereka yang menarik. Namun kue kering sering di sajikan di rumah-rumah sebagai suguhan tamu, serta dengan adanya aneka macam kue kering yang memiliki rasa yang enak dan gurih sehingga kue kering tidak akan kehilangan pelanggan, dari peluang itulah yang membuat eko ingin mengikuti jejak orang tuanya merintis usaha kue kering.Proses merintis suatu usaha memang tidaklah mudah, ada begitu banyak rintangan yang terkadang datang menghampiri. Seperti kisah pak eko diatas, tidaklah secara instan kesuksesan itu pak eko dapatkan. Membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama.  Sikap Disiplin, Tanggung jawab, Pantang menyerah serta Tekad yang kuat adalah sikap-sikap yang di terapkan oleh pak eko. Kita sebagai calon-calon pebisnispun harus memiliki sifat seperti itu.
Selain memiliki skill yang baik dengan memiliki sikap Disiplin, Tanggung jawab, Pantang menyerah, dan Tekad kuat didalam memulai suatu usaha juga dibutuhkan suatu perencanaan bisnis yang bertujuan agar tercapainya keberhasilan dan keuntungan dalam berwirausaha.
                                                               











Tidak ada komentar:

Posting Komentar