JURNAL
USAHA KUE KERING
Kisah Sukses
Penjual Kue Kering
Eko Suciptono
tak pernah membayangkan memiliki sebuah badan usaha. Hanya berjualan aneka kue
kering, kini dia menjadi pengusaha yang terbilang sukses dan
mempekerjakan ratusan orang. Bersama istrinya,
Nani Yunaningsih, dia merintis usaha aneka kue kering kemasan yang langsung
didistribusikan ke toko, koperasi karyawan hingga minimarket. Eko pun memakai
mobil sendiri untuk mendistribusikan produknya.
Eko dan istri
tak hanya memproduksi makanan sendiri, tetapi juga mengambil makanan olahan
dari pelaku usaha kecil lain untuk dikemas dan didistribusikan. “Karena kalau
produksi makanan sendiri membutuhkan lahan luas,” kata Nani. Rintisan usaha Eko
akhirnya mulai dilirik bank. Tahun 2000, sebuah bank swasta mulai mengucurkan
kredit kepada usahanya. Kredit yang didapatkan pada saat itu sebesar Rp75 juta.
Selang 3 tahun nilai kredit tak pernah bertambah. Padahal, omset usahanya terus
meningkat dari tahun ke tahun. “Masa kredit bank sama duit kami jumlahnya
lebih besar duit kami,” ujar Eko.
KREDIT BANK
MANDIRI
Pada 2003-2006
Eko pindah bank beberapa kali sebelum memutuskan jadi nasabah Bank Mandiri pada
2007, dengan usahanya yang dinamai UD Intisari. Waktu itu, dia ingin melakukan
take over pinjaman senilai Rp2,2 miliar. Pinjaman dari bank sebelumnya dinilai
kurang fleksibel. “Pertimbangan lain, kebetulan hubungan saya dengan orang Bank
Mandiri di Bekasi ini cukup dekat. Suku bunga kredit Bank Mandiri juga
kompetitif," ujarnya sembari tertawa.
Lambat laun,
kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri terus meningkat, hingga kini mencapai
Rp4 miliar. Menurut Eko, suku bunga kredit yang diberikan pun lebih negotiable
seiring dengan peningkatan plafon yang diberikan. Skema kredit yang ditawarkan
pun tidak memberatkan debitur, paparnya. Dengan kredit modal kerja yang
diberikan, kini Eko
mampu
menggelembungkan omset penjualan hingga Rp2 miliar per bulan atau Rp24 miliar
Rp26 miliar per tahun. Padahal, saat awal berdiri omset dikisaran Rp200 juta
perbulan. Selain itu, varian produk makanan yang dijual kini mencapai ratusan
jenis dari semula hanya tiga jenis. Perusahaan Eko juga menjual makanan dalam
bentuk parsel saat menghadapi musim Lebaran. Distribusi makanan kecil UD
Intisari pun merambah seluruh Jawa, diantaranya Jawa Barat (Bandung, Ciamis,
Garut, dan lainnya), Jawa Tengah dan Jogja (Semarang, Magelang, Purwokerto, dan
lainnya), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, dan lainnya), serta Banten (Serang,
Tangerang, dan lainnya).
KEMBANGKAN
USAHA
Dengan masuk
ke minimarket Eko berambisi untuk meningkatkan kualitas dan memperbesar omset
penjualan. Apalagi, saat ini usahanya tak hanya menangani produksi, sehingga
fokus kepada penjualan.
“Produksi
secara langsung tidak kami lakukan semua, karena kami serahkan juga kepada
usaha milik saudara, sehingga kami lebih fokus kepada distribusi dan suplai,”
terangnya.
I.
Latar belakang
usaha
Pada
pertengahan 1980-an, Eko tak memiliki apa-apa. Pemuda yang sempat mengenyam
bangku kuliah selama dua semester itu, harus banting tulang mencari nafkah,
setelah memutuskan menikah pada 1986. Dengan modal nekad, bersama orang tua dia
ikut menjual makanan kecil ke sejumlah daerah. Dari tempat asalnya, Brebes, Eko
mendistribusikan makanan hingga ke Jakarta dengan naik kendaraan umum. Semula,
produk yang dijual adalah makanan tradisional, seperti selai pisang dan dodol
tape. Makanan tersebut dijual ke pedagang pasar, angkutan umum, hingga toko
secara door to door. Pada 1996, Eko memutuskan untuk menjalankan bisnis
secara mandiri, meskipun masih terkait dengan usaha orang tua. Pada tahun
tersebut merupakan era modernisasi usaha, karena dari berjualan makanan kecil
menjadi bisnis aneka kue kering. Model kemasan dan distribusi tak lagi
dilakukan sendiri, tetapi menggunakan tenaga orang lain.
II.
Isi materi
Pada semester 3 ini
, Saya diberikan tugas softskill kewirausahaan untuk menganalisa suatu usaha
kecil. Dalam kesempatan ini saya menganalisa sebuah usaha kecil bernama aneka
kue kering milik eko suciptono. Usaha ini berawal dari usaha orang tua yang
menjual kue kering, dan dengan modal nekad dan tekat yang kuat eko ingin
mengikuti jejak kedua orang tuanya berjualan aneka kue kering ke sejumlah
daerah.
Lapangan
kerja yang saat ini sulit didapatkan membuat eko berfikir bagaimana caranya
dapat membuka lapangan kerja sendiri. Sehingga melihat kesuksesan orang tuanya
berwirausaha kue kering, eko terinspirasi. Awal mula eko berwirausaha eko
meminjam modal ke Bank. Dan seiring berjalannya waktu eko usaha kue kering eka
berkembang pesat dan eko dapat mempekerjakan beberapa orang sebagai
karyawannya.
Bersama istrinya, Nani
Yunaningsih, eko merintis usaha aneka kue kering kemasan yang langsung
didistribusikan ke toko, koperasi karyawan hingga minimarket. Eko pun memakai
mobil sendiri untuk mendistribusikan produknya. Eko dan istri tak hanya
memproduksi makanan sendiri, tetapi juga mengambil makanan olahan dari pelaku
usaha kecil lain untuk dikemas dan didistribusikan. “Karena kalau produksi
makanan sendiri membutuhkan lahan luas,” kata Nani. Rintisan usaha Eko akhirnya
mulai dilirik bank
III.
Pembahan & kesimpulan
Usaha kue kering pak eko sangatlah bagus untuk jenis usaha kedepan. Pada zaman sekarang ini, makanan ringan sudah
bukan menjadi makanan sampingan yang hanya dijadikan sebagian orang
mengkonsumsinya. Namun saat ini makanan ringan merupakan kebutuhan sampingan
yang diutamakan karena konsumsi makanan masyarakat saat ini sangat besar.
Sehingga banyak sekali para wirausahawan baru yang bermunculan saat ini
menawarkan produk mereka yang menarik. Namun kue kering sering di sajikan di
rumah-rumah sebagai suguhan tamu, serta dengan adanya aneka macam kue kering
yang memiliki rasa yang enak dan gurih sehingga kue kering tidak akan
kehilangan pelanggan, dari peluang itulah yang membuat eko ingin mengikuti
jejak orang tuanya merintis usaha kue kering.Proses
merintis suatu usaha memang tidaklah mudah, ada begitu banyak rintangan yang
terkadang datang menghampiri. Seperti kisah pak eko diatas, tidaklah secara
instan kesuksesan itu pak eko dapatkan. Membutuhkan waktu dan proses yang cukup
lama. Sikap Disiplin, Tanggung jawab,
Pantang menyerah serta Tekad yang kuat adalah sikap-sikap yang di terapkan oleh
pak eko. Kita sebagai calon-calon pebisnispun harus memiliki sifat seperti itu.
Selain memiliki skill yang baik dengan memiliki sikap Disiplin, Tanggung
jawab, Pantang menyerah, dan Tekad kuat didalam memulai suatu usaha juga
dibutuhkan suatu perencanaan bisnis yang bertujuan agar tercapainya
keberhasilan dan keuntungan dalam berwirausaha.